Dekonstruksi Taman Baca & PoliGigi Al-Amin


Dekonstruksi Taman Baca & PoliGigi Al - Amin

Taman baca dan poli gigi al-amin terletak di kota batu malang, diresmikan pada 30 november 2008. Bangunan ini merupakan bantuan dari keluarga Sendjoj (sastro Sendjojo dan istri, Rio imam Sendjojo, Ronny Sendjojo). Bangunan ini diperuntunkan sebagai fasilitas publik dengan memberikan layan gratis berupa pelayanan kesehatan gigi dan pelayan pendidikan.
Terdiri Dari 3 lantai dengan memanfaatkan 8 buah kontainer bekas di atas tanah seluas 1570 m2. Dirancanga oleh dpavilion architects dari surabaya.


Jika melihat dari sudut pandang Dekontruksi, sebelumnya dekontruksi itu apa?
Dekonstruksi adalah aliran arsitektur yang muncul sekitar 1970 dan menggantikan tren Post-Modern pada saat itu. Dekonstruksi berarti membongkar, pembongkaran disini berarti menata ulang desain lama dengan konsep dasar yang sama sekali baru. Dekonstruksi merupakan kata untuk memperjelas hubungan Post-Modern dengan Post-Strukturalis. Kata “Dekonstruksi” dipetik dari buku Jacques Derrida, De La Grammatologie (1967), seorang ahli Post-Strukturalis. Sasaran Derrida adalah mendekonstruksikan cara berpikir metafisika fenomenologi tentang ada (being) dan kehadiran (presence). Dari latar belakang di atas dapat digambarkan bahwa pandangan dekonstruksi lahir dari suatu atmosfir yang berlandaskan pada konsep “filosofi-anti” yang merupakan paradigma konseptual untuk menelusuri pemahaman istilah dekonstruksi dalam arsitektur
 


Ciri – Ciri


Untuk melihat sisi dekontruksi pada Taman Baca & PoliGigi Al-Amin kami melihat dengan ciri – ciri pola pikir dari derrida.


  • 1. DIFFERENCE

pengaturan ruang/jarak/spasi (spacing), dan perbedaan-perbedaan antara sesuatu/dua hal (distinctions between things)
 



Lorong Lorong tangga menjadi space/jarak menuju lantai selanjutnya/penghubung antara area bawah dan atas.


  • ·       2. HIERARCHY REVERSAL


Dapat diartikan sebagi pembalikan makna

Kolom yang diletakan sebagai penumpu kontainer yang diletakan dengan arah yang di miringkan. Dimana kolom dengan hierarki sebenarnya dengan perletakan yang tegak.



  • 3. MARGINALITY DAN CENTRALITY

Marginalitas dan sentralitas merupakan masalah titik ‘pokok’ yang dapat digunakan untuk menunjuk pada pengertian ‘penting’ dan ‘tidak penting’. Pengertian kedua istilah tersebut adalah sebagai


Garis Kuning merupakan margin dari bangunan atau batas luar
Garis Hijau menunjukan area sentral pada bangunan karena merupaka ruang pokok yang di pergunakan sebagai ruang baca

  • 4. ITERABILITY AND MEANING


Untuk memahami iterability dan meaning adalah terkait dengan konsep Derrida tentang ‘tulisan’ atau ‘teks’. Dalam ilmu bahasa, suatu kata atau tanda memperoleh maknanya dalam suatu proses berulang pada konsteks yang berbeda. Ini berarti bahwa ‘kata’ tergantung pada interability, dimana suatu kata adalah tergantung pada bisa tidaknya diulang-ulang. Dengan adanya perulangan ini merupakan pertanda adanya ‘meaning’.

 
 


 

For order design chat me, Click this Rooang Design


Comments

Popular Posts