Mencapai Desain Yang Estetika Dalam Arsitektur
Hai gesss!
Cerita dikit nih dari kuliah saya ketika di semester 1, kalo kalian di Tanya
bagaimana sih menilai bangunan itu Estetika atau nggak? Dan setelah saya Tanya
beberapa teman saya mereka kebanyakan menjawab dengan kata “relative”. Entah
apakah memang karna teman saya yang memang go**** atau memang tidak tau, jika
Estetika itu dicapai dengan relative lalu bagaimana semisal jika ada kompetisi
desain arsitektur? Otomatis kan Estetika menjadi poin penting yang harus
dicapai oleh seorang arsitek, lah masak iya juri menilainya dengan jawaban
“relative”? pasti tidak mungkin, jadi sekedar berbagi pengalaman saya ketika
semester 1 saya akan memberikan tips/rumus mencapai estetika, langsung nyimak:
Estetika adalah
ilmu yang membahas bagaimana supaya keindahan itu dapat terbentuk, secara
singkatnya estetika itu sama dengan keindahan. Jika dilihat dari definisi saja
“membahas bagaimana supaya keindahan itu
dapat terbentuk” berarti sudah jelas bahwa estetika ada cara penilaiannya dan bukan di nilai dengan kata relatif. Di bidang arsitektur itu
sendiri estetika menjadi sebuah keharusan bagi seorang arsitek dalam merancang,
alasannya karena arsitektur itu sendiri adalah bagian dari bidang seni
merancang bangunan, selain itu semakin indah desain bangunan arsitek akan
menjadi daya tarik si arsitek itu sendiri. Rumus untuk mencapai estetika itu
tidaklah sulit, mungkin kalian tau mengenai “unsur desain & prinsip desain” ? ya itulah dia rumusnya, UD+PD = Estetika.
Unsur Desain
· Titik : adalah bagian dari unsur desain
yang bila mana dalam perancangan titik adalah sebuah awal dari setiap perancang
dan menandakan posisi dalam sebuah ruang. Titik secara konseptual tidak
memiliki panjang maupun lebar, dan juga kedalaman, oleh karena itu sifatnya statis,
memusat dan tidak memiliki arah.
· Garis : jika titik diperpanjang akan
membentuk sebuah garis. Secara konseptual garis memiliki panjang tetapi tidak
memiliki lebar dan kedalaman. Jika titik bersifat statis, maka sebuah garis
dalam menggambarkan jalur pergerakan sebuah titik mampu mengekspresikan arah,
pergerakan, dan pertumbuhan secara visual. Garis itu berbagai macam, ada garis
lurus, lengkung, tak beraturan, horizontal maupun vertical, atau titik titik
yang di satukan dapat membentuk garis
· Bidang : Pergerakan garis akan membentuk
sebuah bidang, dalam hal ini bidang memiliki panjang dan juga lebar namun tidak
memiliki kedalaman. Bidang ini baik berbentuk lingkaran, persegi, dll
· Ruang : ruang adalah salah satu unsure
desain yang memilik panjang, lebar dan tinggi.
Nah sudah
membaca apa saja unsure desain itu? Dari unsur desain itu kita dapat
menggunakannya sebagai dasar perancangan
Seperti
contoh
Diatas
adalah contoh bagaimana si arsitek menerapkan penggunaan unsur desain itu
sendiri, tidak hanya bagian yang saya lingkari tapi masih banyak yang bisa di
klarifikasi dari gambar yang satu itu saja.
Lalu apakah
unsur saja sudah cukup ?
Gak hanya
unsur, syarat estetika juga harus ada prinsip desain, karena jika hanya
penerapan unsur saja tidaklah akan sesuai, Karena bisa jadi kita akan
mempergunakan unsure itu secara tidak teratur. Lalu apa saja prinsip desain
itu?
Prinsip Desain
1. Keseimbangan
Keseimbangan adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana dua
bagian dari pusat keseimbangan terlihat sama. Keseimbangan ada yang simetris
dan asimetris. Simetris adalah keseimbangan yang apabila dibagi dua bangunan
itu akan terlihat sama baik bentuk maupun ukuran, sedangkan asimetris
sebaliknya apabila dibagi dua desain itu akan terlihat tidak sama baik ukuran
maupun bentuk namun tetap terlihat seimbang, dan dapat dicapai melalu teksture
atau warna.
Seperti pada gambar diatas yang menggunakan keseimbangan asimetris namun
tetap terlihat seimbang karena jika kita bagi dua sisi satu dan yang satunya
memiliki perbedaan warna antara gelap dan cerah yang menjadi penyeimbangnya.
2. Irama/ Ritme
Irama adalah elemen desain yang dapat mengunggah emosi atau perasaan yang
terdalam. Dan irama ini di tandai dengan pengulangan dari unsure itu sendiri,
baik irama monoton maupun irama yang bervariasi dan juga maupun pengulangan
garis, pengulangan bidang, dan bentuk, bahkan pengulangan warna dan teksture
dapat memberikan kesan prinsip irama itu sndiri.
Semisal pada gambar di bawah, adanya pengulangan bidang yang ditandai
dengan kaca yang terlihat membidang dan ditempat secara sama dengan ukuran yang
sama. Dan juga terlihat pada sunscreen di single window, banhkan adanya ulang
warna dan bentuk di ornamennya.
3. Kesatuan/Unity
Unity adalah keterpaduan uyang berarti tersusunnya beberapa unsure menjadi
kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini seluruh unsure saling menunjang
dan membentuk kesatuan yang lengkap,dan tidakkurang.
4. Aksen/Tekanan
Aksen atau tekanan ini juga di maksud dengan point of interest atau pusat
perhatian dari desain si arsitek itu sndiri, dan juga menjadi bagian yang
menonjol dari desain itu. Semisal sebuah bangunan berbentuk hotel, pasti pada
bagian depan pintu masuk akan di desain berbeda dari bangunannya untuk
menandakan bangunan itu sndiri, dan kita ketika akan menginap di sebuah hotel
pastinya yang pertama kita lihat adalah pintu masuk atau lobby. Atau di sebuah
rumah terlihat salah satu bidang ataupun ruang yang terlihat berbeda baik
secara bentuk, texture maupun warna.
Seperti pada desain di atas salah bidang yang terlihat berbeda adalah
bidang di lantai dua yang secara texture bentuk dan warna berbeda
dari bidang lainnya.
5. Skala
Skala adalah salah satu system pengukuran yang dapat dalam satuan cm,
inch atau apa saja dalm unit unitnya. Dan dalam arsitektur skala itu sndiri
adalah hubungan harmonis antara bangunan dan beserta komponen komponennya
dengan manusia. Skala itu ada beberapa jenis: skala intim, skala manusia, skala
monumental, skala kejutan.
6. Proporsi
Menurut Vitruvius proporsi berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu
dengan ukuran keseluruhan. Proporsi dalam arsitektu adalah hubungan antara
bagian dari suatu desain dan hubungan antara keseluruhan.
7. Sequence
Sequence atau urut urutan, dalam arsitektur ini bertujuan untuk
membimbing pengunjung ketempat yang dituju dan sebagai persiapan menuju
klimaks.
Gampang kan? Bacanya aja sih gampang, penerapannya susah jika gak pernah
di coba.
Setelah membacanya mungkin bisa langsung diterapkan dan dipelajari. Maaf kalo
ada salah dalam artikel ini, karena saya hanya berbagi pelajaran di semester 1,
insyallah bermanfaat. Kalo ada salah bisa langsung komentar untuk pembaca.
regard
Comments
Post a Comment